Memilih Perguruan Tinggi Swasta

Masa Ujian Nasional dan pelulusan sudah dilewati oleh anak-anak SMA/sederajat. Bagi sebagian anak, moment tersebut memiliki arti penting, karena moment tersebut merupakan prosesi awal memasuki fase pendidikan yang baru.

Ada beberpa pilihan bagi mereka setelah lulus, apakah bekerja atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi mereka yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, berhati-hatilah dalam memilih perguruan tinggi. Tidak sedikit perguran tinggi yang collaps ditengah jalan yang akhirnya menelantarkan mahasiswanya (tentunya dalam hal ini perguruan tinggi swasta), atau perguruan tinggi tersebut tidak memiliki izin operasional dan tidak terdaftar di Koordinator Perguruan Tinggi wilayah setempat, yang akibatnya ijazah dan lulusan perguruan tinggi tersebut tidak diakui oleh dunia kerja.

Jadi sebelum anda memfokuskan untuk memilih perguruan tinggi swasta yang mana, sebaiknya anda memperhatikan beberapa hal penting dalam mempertimbangkan pemilihan perguruan tinggi yag akan anda masuki.

Perguruan tinggi swasta biasanya merupakan pilihan kedua setelah seleksi di Perguruan Tinggi Negeri gagal, namun permasalahannya begitu banyak Perguruan tinggi swasta yang menggembar-gemborkan nada-nada promosi yang tentunya membuat bingung calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi mana, karena PTS tersebut rata-rata meng-expose kelebihan-kelebihan mereka masing-masing.

Bagi calon mahasiswa yang akan memilih PTS sebagai pilihan terkahir ada beberapa hal yang harus anda perhatikan agar anda tidak merasa dirugikan dimasa yang akan datang baik waktu maupun financial.

Pertama, yang harus anda tanyakan ke perguruan tinggi swasta yang anda pilih adalah izin operasional dari Dijen Pendidikan Tinggi, jika tidak memiliki izin, maka PTS tersebut tidak layak anda pilih karena tidak memiliki izin berarti PTS tersebut illegal yang akibatnya izajah yang dikeluarkan tidak berlaku dan tidak sah.

Kedua, yang harus anda tanyakan adalah jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh PTS tersebut. jenjang pendidikan yang ada yaitu :

  1. Diploma (D I / D III)
  2. Sarjana (S 1)
  3. Pascasarjana (S 2)
  4. Master (S3)

Jika PTS yang anda datangi menyelenggarakan jenjang pendidikan Setara D1 atau Setara D3, usahakan anda tidak memilih jenjang tersebut, karena jenjang tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi, karena lembaga yang menyelenggarakan jenjang pendidikan seperti itu sebenarnya bukan perguruan tinggi, tetapi merupakan Balai Latihan Kerja, dimana kurikulum yang digunakan adalah kurikulum D I atau D III.

Jika anda memilh jenjang pendidikan setara D I / Setara D III (bukan D I atau D III), pada saat setelah anda lulus dan bermaksud melanjutkan studi ke jenjang S1/ Sarjana,maka ijazah setara D I / D III tidak dapat digunakan untuk studi lanjut / konversi nilai, hal tersebut terjadi karena izin operasional yang dimiliki oleh lembaga untuk menyelenggarakan pendidikan Setara D I / Setara D III adalah dari Departemen Tenaga Kerja bukan dari Departemen Pendidikan dalam hal ini dari Dirjen Pendidikan Tinggi, sementara anda bermaksud untuk melanjutkan ke Jenjang Sarjana / S 1.  Jadi mungkin anda bertanya “Jadi apakah pendidikan saya di pendidikan setara Di / Setara D III sia-sia ?” jawabnya tentu tidak, alasannya ilmu yang anda peroleh adalah bekal untuk anda bekerja, karena pada dasarnya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan setara D I / D III adalah mencetak tenaga siap kerja, bukan untuk studi lanjut. Hal ini sudah sering penulis hadapi beberapa tahun belakangan dari para calon  mahasiswa yang berniat melanjutkan pendidikan dengan bekal ijazah dari pendidikan setara D I / D III.

Ketiga, tanyakan kepada PTS yang anda tuju tenang status akreditasi program studi nya, apakah telah terakreditasi / sedang dalam proses atau belum ?. Hal ini untuk membantu anda setelah lulus dalam memudahkan mencari pekerjaan, karena tidak jarang dunia kerja membuka lowongan hanya untuk lulusan dari PTS-PTS yang telah terakreditasi, baik oleh Lembaga BAN PT atau lembaga akreditasi lainnya. Lebih baik lagi kalau anda tanyakan berapa / apa nilai akreditasinya.

Keempat, tanyakan secara detail tentang pembiayaan yang akan menjadi kewajiban anda sebagai mahasiswa selama kuliah, jangan sampai anda diminta membayar sesuatu yang tidak jelas di tengah-tengah masa perkuliahan anda.

Kelima, berhati-hatilah dalam menerima tawaran melalui brosur/famplet semua itu memang informasi kebenaran-kebenaran tetapi juga dibumbui bahasa promosi, jadi alangkah baiknya anda bertanya langsung ke PTS yang bersangkutan.

Keenam, Tak kalah penting yang harus anda tanyakan adalah sisi akademik dari PTS yang akan anda tuju, misalnya Kurikulum yang dipakai, fasilitas akademik, kualifikasi dosen, hal ini untukmenjamin kualitas anda sebagai lulusan dimasa yang akan datang, kada ada saja PTS yang asal-asalan menyusun kurikulum, dosen yang tidak kompeten, proporsi dosen yang tidak memadai dengan jumlah mahasiswa.

Tidak ada salahnya anda juga bertanya kepada mahasiswa PTS tersebut yang masih aktif,atau kepada alumnus PTS tersebut , sehingga anda bisa menilia lebih objektif terhadap PTS yang anda tuju.

Kesimpulannya, berhati-hatilah dalam memilih Perguruan tinggi Swasta, cari informasi selengkap mungkin dan seobjektif mungkin untuk meminimalisir kesalahan dalam memilih perguruan tinggi tempat anda menimba ilmu…

Post a Comment

Previous Post Next Post