Masalah resume telah banyak dibahas di situs lowongan kerja. Namun, selalu ada hal baru yang bisa digali dan menarik dari topik ini. Dalam upaya mencari pekerjaan, selalu penting untuk diingat bahwa resume adalah ”pintu masuk utama” Anda ke hadapan HRD/perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan. Jadi, dalam keadaan normal, suka atau tidak suka, resume harus selalu dipersiapkan sebaik mungkin. Kecuali bila Anda mungkin memiliki profesi langka yang sangat dicari, atau Anda sudah pasti diterima karena ada jaminan dari seseorang yang berwenang di perusahaan yang dituju.
Dalam membuat resume, prinsip dasar yang selalu harus dipegang adalah :
- Harus BENAR (tidak bohong)
- Singkat, padat dan jelas
- ”Menjual” dalam arti harus menyajikan alasan kenapa Anda pantas dipertimbangkan untuk menjabat posisi yang ditawarkan
Kadang orang mempertentangkan antara resume yang ”BENAR” dan yang ”MENJUAL”. Terutama bagi Anda yang mungkin merasa ”biasa-biasa” saja dan tidak mempunyai prestasi yang menonjol. Padahal kedua hal ini tidak harus berada dalam posisi yang berseberangan, asal Anda tahu cara untuk membuatnya berjalan seiring.
Langkah pertama yang menjadi kunci penyelaras kedua hal tersebut adalah pengenalan terhadap diri Anda sendiri. Anda perlu melakukan sedikit analisa terhadap kekuatan dan kelemahan Anda. Bila Anda sudah memiliki pengalaman bekerja, analisa tersebut harus dikaitkan dengan “performance” Anda di tempat kerja. Bila perlu, Anda mungkin bisa mengikuti tes psikologis, minta masukan dari teman dekat atau rekan kerja Anda.
Jadi dalam resume, selain dari data pribadi, Anda juga harus menjelaskan secara singkat mengenai :
- Apa tugas-tugas Anda (bagi yang belum bekerja, pengalaman magang atau berorganisasi bisa dicantumkan)
- Apa saja ketrampilan yang Anda kuasai (hard skill misal: penguasaaan program komputer, pengetahuan pajak, ketrampilan di bidang teknik, dsb. serta soft skills: interpersonal skill, ketrampilan berkomunikasi/presentasi, dsb.)
- Apa prestasi atau pencapaian Anda, sedapat mungkin dalam suatu standar yang obyektif dan terukur serta dalam konteks bagaimana.
Ketiga hal tersebut di atas seharusnya menjadi satu kesatuan yang membentuk sinergi karena justru itulah yang akan membedakan Anda dari kandidat pelamar lainnya yang membuat HRD/Rekruter bisa tertarik pada diri Anda.
Contoh :
- Bila Anda baru saja lulus tanpa pengalaman kerja. Bila Anda hanya mencantumkan IPK atau ketrampilan teknis yang dikuasai, mungkin saja di atas kertas Anda akan tampak sama dengan puluhan orang lain lulusan fakultas serupa dengan IPK yang sama. Jadi, bedakan diri Anda dengan mencantumkan tugas dan prestasi Anda di organisasi misalnya. Atau juga kemampuan Anda untuk tetap mendapatkan IPK yang tinggi di sela-sela beberapa kerja serabutan yang Anda lakukan untuk mendapatkan biaya kuliah tambahan.
- Bila Anda sudah bekerja, katakan sebagai Chief Accountant di sebuah perusahaan. Tugas seorang Chief Accountant di berbagai perusahaan mungkin kurang lebih sama. Begitu juga ketrampilan dasar yang mesti dimiliki. Lantas apa bedanya Anda dengan yang lain? Diferensiasikan diri Anda dengan menyebutkan konteks perusahaan Anda. Posisi sama di perusahaan yang berskala kecil mempunyai karakter yang berbeda dengan di perusahaan yang berskala besar. Atau sebutkan misalnya prestasi Anda yang selalu bisa memenuhi “dead-line” menyelesaikan laporan di tengah kondisi “multi tasking”. Contoh lain bila Anda adalah seorang Sales Manager dan mencantumkan prestasi angka penjualan yang berhasil diraih, sebutkan juga dalam konteks bagaimana Anda meraih prestasi penjualan tersebut. Mencapai angka penjualan produk yang tinggi ketika “pasar” sedang lesu tentunya lebih hebat daripada menjual di saat “booming”.
Jadi, silakan telaah diri Anda kembali atau lakukan kilas balik karir Anda. Temukan dan rumuskan hal menarik yang dapat dicantumkan dalam resume Anda, sehingga daya saing Anda meningkat. (karir.com)
Post a Comment